Friday 29 May 2020

Seberapa Penting Gaya Hidup Sehat Bagi Remaja?


Dewasa ini, banyak remaja yang kurang peduli akan kesehatan bagi dirinya. Gaya hidup sehat bagi remaja itu sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga kesehatan tubuh, lho. Remaja saat ini, memang terlihat begitu sibuk. Dengan beragam kegiatan-kegiatan yang penuh sesak dalam setiap harinya. Kesibukanya itu yang membuat para remaja melupakan bahwa tubuhnya memiliki hak untuk mendapatkan kesehatan.  Lalu seperti apa contoh gaya hidup tidak sehat itu, ya?
Gaya hidup tidak sehat yang sering dilakukan contohnya adalah, sering tidur larut malam, sering memakan makanan cepat saji (junkfood), olahraga tidak teratur, dan kurang memerhatikan gizi seimbang. Wah, pola hidup seperti itu sangat sering kita lakukan, ya. Apalagi saat kumpul bersama teman-teman. Makanan cepat saji sudah pasti wajib ada dalam setiap pertemuan.
Menerapkan gaya hidup tidak sehat, sangat memiliki potensi besar untuk mengundang banyak masalah, lho. Terkadang remaja berpikir bahwa, saat usia muda mereka tidak akan terserang penyakit apapun, mereka menikmat hidup dengan gaya hidup yang sangat buruk, dan terus berulang setiap hari. Padahal itu semua sangatlah salah. Penyakit tidak akan memandang usia, jenis kelamin, apalagi melihat kamu yang berparas cantik atau tampan. Penyakit sama sekali tidak memandang itu semua. Kita lengah, mereka bisa membunuh kita kapanpun. Begitu mengerikan bukan?
Mungkin bisa saja saat ini, kita para generasi  muda merasa sangat sehat. Tapi, kita tidak tahu apa investasi penyakit yang akan datang dikemudian hari. Gaya hidup tidak sehat ini, biasanya mengundang banyak penyakit tidak menular. Data WHO menunjukan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit tidak menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda.
Pada negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan di negara-negara maju menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun meliputi: penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular (WHO, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun. Di Indonesia proposi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44% menjadi 26,1%, akan tetapi proposi penyakkit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi, dari 41,7% menjadi 59,5% (Depkes RI, 2012).
Sebentar lagi Indonesia pada tahun 2020-2030 akan mengalami masa keemasan yaitu menghadapi bonus demografi. Bonus demografi adalah banyaknya penduduk Indonesia yang berusia produktif dibandingkan usia non produktif, menurut badan pusat statitiska usia produktif adalah penduduk yang rata-rata memiliki usia 15-65 tahun, sekitar 70% usia produktif akan mendominasi Indonesia.
Kemungkinan bonus demografi akan menerpa generasi remaja sekarang. Sebelum kita sebagai generasi millennial Indonesia menghadapi bonus demografi, kita harus bersiap terlebih dulu dengan menjadi remaja yang sehat dengan gaya hidup yang baik. Jangan sampai nanti ketika masa emas itu datang, justru kita terserang penyakit dan tidak turut merayakan keberhasilan bonus demografi di Indonesia, sayang sekali kan jika dilewatkan oleh kita?
Menurut saya, ada banyak hal mudah yang bisa diterapkan oleh para remaja dalam menjalankan gaya hidup sehat. Tidak perlu mahal, asalkan kita konsisten dalam menjalankannya. Sedikitnya ada  gaya hidup sehat remaja menurut saya.
1.      Menjaga makanan dan minuman
Makanan menjadi kunci utama dalam menjalankan gaya hidup sehat. Perbanyak makan buah, sayur, ikan, kacang-kacangan dan makanan sehat lainnya. Tentu memakan makanan cepat saji seperti junkfood  itu boleh. Asalkan tidak terlalu sering. Apapun yang berlebihan itu tidaklah baik. Hal ini berlaku juga untuk minuman. Dalam menjalankan gaya hidup sehat remaja, kita harus menghindari minuman yang banyak mengandung gula ataupun soda, apalagi minuman beralkohol. Perbanyak minum air putih agar kita tidak merasa dehidrasi.
2.      Olahraga teratur
Remaja boleh aktif beraktifitas, tapi olahraga juga harus tetap aktif. Minimal setidaknya tiga kali dalam satu minggu. Olahraga merupakan hal penting dalam menjaga keseimbangan. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya obesitas. Keuntungan lain dari olahraga juga bisa membuat wajah semakin terlihat segar dan badan selalu sehat.
3.      Menciptakan lingkungan yang sehat
Lingkungan yang sehat adalah cerminan dari tubuh yang sehat pula.  Lingkungan yang sehat dan perlu kita jaga meliputi air, udara, tanah dan tetap menjaga tumbuhan.  Apabila kita hidup di lingkungan yang tidak baik, seperti sering berkumpul dengan orang perokok, lingkungan yang banyak sampah, dan lain-lain. Dengan lingkungan yang tidak sehat maka dapat memicu kesehatan kita juga.
4.      Menghindari stress
Stress memang sulit dihindari oleh sebagian remaja ketika memiliki banyak tekanan, hal ini tentu dapat memengaruhi kesehatan kita baik secara fisik maupun psikis. Kita bisa menyalurkan beban kita pada hal yang lebih positif, seperti menyalurkan hobi, menjadi bagian dari relawan misalnya, atau sekedar menenangkan diri untuk berlibur. Apapun yang membuat kita tidak tertekan, selagi itu positif maka lakukanlah.
5.      Istirahat cukup
Aktivitas boleh banyak, tapi jangan lupa untuk istirahat yang cukup. Tubuh memiliki hak untuk istirahat, dengan istirahat yang cukup, kita bisa memulai aktivitas dengan lebih semangat dipagi hari.
Kita harus selalu berpikir bahwa sehat itu adalah hal yang paling mahal. Apa jadinya jika kita telah terlanjur jatuh sakit. Berapa banyak uang yang harus dikeluarkan, berapa banyak hal positif yang biasa kita lakukan terlewatkan. Apalagi sebagai remaja yang aktif dan produktif. Sesibuk apapun kegiatan kita, tetap harus bisa menyeimbangkan gaya hidup sehat. Apalagi remaja, jangan sampai penyakit menyerang masa depan kita di kemudian hari.
Yuk, kita mulai gaya hidup sehat ala remaja!




Daftar Pustaka
Dimas Aditya Nugraha., S. D. (2014). SIAPA MAU BONUS? PELUANG DEMOGRAFI INDONESIA. Jakarta: KOMINFO.
Depkes RI. 2005. Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tingkat
Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010: Jakarta.
Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT.Elex Media
Komputindo.


Remaja Dalam Bingkai Kesehatan Seksualitas


Siapa yang tidak mengalami masa remaja? Tentunya setiap orang dalam melewati
fase hidupnya akan mengalami masa remaja. Sebuah fase dalam perjalanan hidup yang setiap
orang tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Termasuk pengalaman dalam melewati
masa pubertas. Siapa sih remaja itu?

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentan usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN), rentan usia remaja 10-14 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok
usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk tahun 2010 sebanyak 43,5 juta jiwa
atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah
1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014). Dari data tersebut, remaja
cukup banyak mengisi populasi di dunia ini, ya.

Remaja sangat sulit ditebak, masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis ataupun intelektual. sifat khas dari
anak remaja ini adalah mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, senang akan petualangan
dan tantangan. Oleh karena itu, kadang remaja cenderung berani menanggung risiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang.

Remaja, kadang kali merasa bingung atas apa yang terjadi pada dirinya. Terutama saat
perubahan fisik pada masa pubertas dimulai. Pada masa itu, seharusnya remaja sudah
mengetahui dan memersiapkan apa yang harus dilakukan. Termasuk dalam menjaga
kesehatan sistem reproduksinya yang mulai aktif. Seksualitas bagi remaja merupakan hal
yang tabu. Banyak remaja bahkan saya sendiri saat baru pubertas, berasumsi bahwa semua
yang berhubungan dengan seksualitas dianggap pikiran kotor dan berpikiran bahwa itu adalah
kegiatan orang dewasa. Sebagai remaja, kita tidak usah tahu tentang hal itu karena belum
waktunya. Apakah asumsi seperti itu benar?

Ternyata, asumsi itu tidak benar. Justru sebaliknya, remaja harus bersiap dan belajar
tentang edukasi seks sejak dini. Terutama dalam menjaga kesehatan reproduksinya.
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh.
Tidak semata mata bebas dari penyakit atau cacat yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
Kenapa harus remaja, ya?

Berdasarkan survei dari Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, pada
reaja usia 15-19 tahun, proposi terbesar berpacaran pertama kali pada usia 15-17 tahun.
Sekitar 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja lakilaki yang berusia 15-19 tahun mulai
berpacaran pada saat mereka belum berusia 15 tahun. Pada usia tersebut, dikhawatirkan
belum memiliki keterampilan hidup yang memadai. Sehingga mereka berisiko memiliki
perilaku pacaran yang tidak sehat, antara lain hubungan seks pranikah.

Seks aktif pranikah pada remaja berisiko pada kehamilan remaja dan penularan
penyakit menular seksual. Kehamilan yang tidak direncanakan pada remaja perempuan dapat
berlanjut pada aborsi dan pernikahan usia dini. Kedua nya tentu berdampak terhadap masa
depan remaja tersebut, janin yang dikandung dan keluarganya.
Berdasarkan data tersebut, sangat jelas bahwa benih-benih remaja yang sehat
reproduksinya sangat harus disiapkan, apalagi dengan adanya data terbaru mengenai penyakit
menular seksual seperti HIV/AIDS. Indonesia menjadi negara dengan urutan ke lima di Asia
yang paling beresiko HIV/AIDS (Kemenkes, 2013). Tapi, darimana remaja bisa mendapatkan
akses edukasi dan pelayanan reproduksi untuk remaja ya?

Menurut International Conference Population and Development (ICDP) tahun 1994
di Kairo, ruang lingkup pelayanan kesehatan reproduksi mencakup kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, pencegahan dan penanganan komplikasi aborsi, pencegahan dan
penanganan intertilitas, kesehatan reproduksi usia lanjut, deteksi dini kanker saluran
reproduksi dan kesehatan reproduksi lainnya mencakup kekerasan seksual, sunat perempuan
dan lain lain.

Di Indonesia, sejak pertemuan bersama ICDP di Kairo tersebut, perhatian terkait
kebutuhan remaja dalam mengakses layanan kesehatan reproduksi mulai meningkat. Pada
tahun 2001, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan mengambangkan program
pelayanan kesehatan dengan memperkenalkan pelayanan kesehatan reproduksi yang terpadu
di tingkat dasar (Puskesmas).
Pelayanan tersebut mencakup empat komponen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE). Tahun 2003, PKRE berganti nama menjadi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), (Depkes RI, 2005).

Pelayanan kesehatan reproduksi semakin dekat kita akses, PKPR sudah pasti
ditujukan untuk remaja dalam mendapatkan informasi kesehatan reproduksi maupun
konsultasi. Dengan adanya program ini, tentu sudah sangat baik. Namun apakah semua
remaja sudah menemukan titik nyaman mengakses ataupun sudah mengetahui adanya PKPR
ini?

Popularitas PKPR ini ternyata kurang memiliki eksistensi di kalangan remaja, sangat
jarang para remaja, untuk datang ke puskesmas dan secara sengaja memeriksakan diri
ataupun berkonsultasi. Dibeberapa wilayah, PKPR sudah dikenal di sekolah-sekolah bertaraf
SMP dan SMA, karena gesitnya petugas yang mensosialisasikan program tersebut, tapi tidak
sedikit remaja lain yang tidak mengetahui sama sekali tentang apa itu PKPR yang memang
memiliki sasaran yaitu para remaja.
Kurangnya pendekatan terhadap remaja terkait program yang disediakan pemerintah,
membuat remaja menjadi semakin jauh dalam menyadari ataupun memahami hak mereka
atas kesehatan seksual dan reproduksi mereka sendiri. Fakta dilapangan, memang lembaga
non-pemerintah bahkan lebih gesit menangani permasalahan remaja untuk merangkul mereka
ke arah yang lebih nyaman.
Banyak cara mereka dalam mensosialisasikan programnya, selain memanfaatkan
sosial media, mereka terjun langsung ke lapangan untuk benar-benar meyakinkan bahwa data
ataupun rahasia mereka akan terkunci secara aman. Remaja sangat sensitif, mereka menyukai
orang-orang yang ramah, sangat bersahabat, merasa sebaya, mereka butuh didengarkan dan
tentunya tidak ingin mendapatkan perilaku diskriminatif. Dan lembaga non-pemerintah
seperti PKBI melalui programnya bernama Mons telah membuktikan banyak remaja yang
mulai terbuka dan menyukai untuk berkunjung ke klinik ramah remaja tersebut.

Dari data yang terkumpul dalam SDKI 2012, Kesehatan Reproduksi Remaja badan
pusat statistik menyebutkan bahwa remaja cenderung suka berdiskusi dan mendapatkan
informasi kesehatan reproduksi, selain orangtua, peranan dari teman sebaya, guru dan tenaga
kesehatan berpotensi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi dan membantu
menjadi remaja yang sehat.
Untuk popularitas dari PKPR yang belum familiar, mungkin itu memang sebuah hal
yang wajar, karena memang keberadaan PKPR ini baru ditargetkan rampung sekitar 45%
pada akhir tahun 2019. Jadi belum banyak remaja mengetahui keberadaannya yang nantinya
akan sangat berada dekat degan kita.

Tentunya jika PKPR ini sudah rampung 100%, jangan ragu untuk datang kesana, ya.
Keterlibatan remaja sangat diperlukan karena program ini dibuat untuk memenuhi
hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja. Kita semua punya hak untuk
berpartisipasi secara aktif dan menggunakanan layanan tersebut, kamu juga punya hak, lho.
Partisipasi kita dapat membuat program ini dapat terus berjalan.
Menurut pendapat saya, pemerintah dalam menjalankan program PKPR ini harus
banyak mencontoh program yang sudah dijalankan oleh non-pemerintah. Selain sebagai
referensi, tentunya untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan juga. Membuat rasa
nyaman itu tidak mudah. Apalagi pada remaja. Jangan lengah, tetap merangkul lingkungan
yang menjadikan remaja merasa dekat. Lingkungan yang menjadikan remaja semakin sehat.
Semoga pemerintah terus mengevaluasi dan menyempurnakan program PKPR ini. Sehingga
para remaja terdorong untuk menggunkanan layanan kesehatan reproduksi ramah remaja,
agar program pemerintah bukan tinggal nama, tapi ada aksi nyata.



Daftar Pustaka
Informasi Kependudukan, K. d. (Edisi 7, 2018). Jurnal Keluarga. Jakarta.
RI, P. D. (n.d.). InfoDatin Reproduksi Remaja. JAKARTA: PUSAT DATA DAN
INFORMASI KEMENKES.
Rohmayanti1, I. T. (2015). PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA. Jurnal
Kesehatan Reproduksi: 12 - 20.
Situmorang, A. (2011). PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI
PUSKESMAS: ISU DAN TANTANGAN. Vol. VI, No.2, 2011.

Setelah Corna Mau Ngapain?


Corona jadi trending topic sejak awal munculnya pemberitaan WNI terkena virus ini pada pertengahan bulan Maret 2020. Hingga hari ini, corona masih merajalela memadati pemberitaan dan mengalahkan bermacam issu di Indonesia. Semua orang ketakutan, aku sendiri merasakan parno yang belum pernah aku rasakan. Satu bulan, dua bulan, hingga bulan ini, menginjak bulan ke tiga Corona masih merajalela di panggung kehidupan manusia.
            Corona ini, benar benar memiliki kekuatan yang hebat. Ramadan, bulannya umat Islam, terasa sangat asing. Kegiatan peribadahan dirumahkan. Euphoria yang biasanya dirasakan sungguh sangat terasa hilang. Penjual takjil yang menyurut, orang orang menggunakan masker, tidak bisa memasuki kerumunan dan banyaaak hal lain. Kondisi yang sangat asing. Kita tidak mungkin terus menerus menjalani kehidupan tidak normal ini, kan?
            Jujur, kondisi seperti ini sungguh sangat menyedihkan dan melelahkan. Semua sektor lumpuh. Manusia terisolasi dan tidak bisa bebas interaksi. Bosan sekali rasanya. Semenjak awal munculnya rasa bosan, kegiatan yang tanpa sadar sering aku lakukan adalah menatap bebas ke langit malam. Kadang berbintang, kadang ada bulan. Kadang penuh awan mendung. Cantik sekali. Aku lihat, rasanya aku merasa bebas sejenak. Aku bayangkan, pasti aku akan bebas seperti kehidupan normal kembali. Meskipun tidak hari esok, setidaknya aku harus tetap bertahan hidup agar bisa merasakan kebebasan seperti biasa. Aku harus bertahan hidup, artinya aku harus bisa menjaga tubuh untuk tetap sehat dan bisa melawan Corona. Aku ingat itu setiap kali aku sudah merasa sangat penat ketika dirumah.
            Aku tau dan merasakan sulitnya untuk tetap tinggal dirumah hingga selama ini. Apalagi jenis manusia sepertiku, yang tidak bisa bertahan lama disebuah ruangan dengan kegiatan yang berulang. Tapi, aku juga tau. Aku tidak boleh jadi manusia yang egois dan mementingkan kesenangan sesaat. Banyak orang mendambakan kebebasan, sembuh dan menjalani hidup normal. Bencana kemanusiaan sedang diuji, kunci dari penyebarannya justru ada pada orang orang bandel dan sulit diatur. Karena aku ingin kebebasan yang mutlak, maka aku bisa bertahan sejauh ini meskipun terkadang stress dan masih belum sepenuhnya sadar akan kondisi yang nyata.
            Belum pasti kapan berakhirnya penyebaran virus ini yang semakin menjadi, data terakhir mencatat, sudah mencapai puluhan ribu jiwa yang terpapar virus ini. Banyak yang sudah berubah setelah virus Corona singgah. Teriring doa, semoga aku, kamu, kita semua tetap sehat. Bisa bertahan ditengah bencana ini. Aku ingin, hidup seperti biasa. Bertegur sapa, bersilaturahmi tanpa batas, mengejar banyak mimpi, dan banyak hal lain. Aku sangaaaat rindu menghirup kebebasan yang nyata, tanpa sekat yang tidak terlihat seperti virus ini. Doakan Indonesia segera membaik, ya. Kamu sehat-sehat, dan tetap #dirumahaja.

Monday 15 April 2019

Resensi Buku Sanggeus Halimun Peuray


                         
1.      Judul buku      : Sanggeus Halimun Peuray
2.      Pengarang       : Aam Amilia
3.      Penerbit           : Rahmat Cijulang
4.      Tahun terbit     : 1992, Bandung
5.      Tebal buku      : 76 halaman
6.      Isi Resensi Buku
Diceritakan ada sepasang pengantin baru yang baru saja melangsungkan pernikahan. Pasangan tersebut bernawa Awit dan Inu. Awit merupakan anak dari orang kaya dikampungnya dan Inu merupakan mahasiswa asal Garut yang sedang kuliah di salah satu Unniversitas di Bandung. Orangtua keduanya memiliki tali hubungan yang erat sejak dulu sebelum Awit dan Inu lahir.
Pernikahan yang tidak didasari rasa cinta akhirnya mereka langsungkan. Inu menikahi Awit bukan karena dasar apapun, hanya karena Inu ingin membalaskan budi pada keluarga Awit yang telah membiayai seluruh pengobatan ibunya di rumah sakit. Ibu Inu jatuh sakit karena ditinggalkan suaminya yang terlebih dulu meninggal karena sakit.
Terlebih Inu merasa tidak memiliki harga diri karena Awit telah hamil oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab dan kabur meninggalkan Awit yang sedang hamil muda. Inu mau menikahi Awit karena permintaan ibunya sebagai balas budi atas apa yang diberikan keluarga Awit pada ibu Inu.
Inu sangat membenci Awit yang sedang mengandung yang bukan anak Inu, sedangkan Inu harus bertanggung jawab atas kelahiran anak tersebut. Inu merasa sakit hati dan tidak dihargai. Dia berpikir serendah ini kah harga dirinya hanya karena nominal uang untuk pengobatan ibunya sehingga Inu yang harus membalaskan budinya. Sebenarnya kekuarga Awit tidak mempermasalahkan tentang biaya pengobatan ibu Inu selama di rumah sakit. Hanya saja ibu Inu merasa berhutang budi yang begitu besar. Dan hanya dengan cara ini ibu Inu merasa bahwa hutang budi itu akan lunas demi menutupi aib keluarga Awit yang selama ini dinilai keluarga terpandang di kampungnya.
Dimalam pertama pernikahan Awit dan Inu, mereka malah bertengkar dan Inu merasa murka atas apa yang dilakukan nya tempo hari, yaitu mengikat tali pernikahan bersama Awit. Inu kecewa terhadap dirinya yang tidak bisa membayar budi dengan material malah dengan hal seperti ini.
Disisi lain Inu juga memiliki pujaan hati yang sedang menunggu di Garut bernama Mila. Mila merupakan gadis cantik yang selama ini memiliki ikatan dengan Inu. Kabarnya Mila tidak mengetahui kabar pernikahan Inu dengan Awit di Bandung. Inu sangat merasa berdosa telah mengkhianati Mila sebagai kekasihnya yang selama ini setia padanya. Inu sangat mencintai Mila, tapi dia tidak tau harus berbuat apa karena dia telah terikat dengan Awit dan melangsungkan pernikahan palsu.
Kian hari kandungan Awit semakin membesar, Inu berencana meninggalkan Awit dan pulang ke Garut utuk menikahi Mila setelah Awit melahirkan. Awit sangat mencintai Inu, dia tidak peduli bahwa Inu mungkin akan meninggalkannya suatu hari nanti, Awit tetap cinta dan sabar mengahapi Inu yang kian hari terlihat semakin benci apalagi melihat jabang bayi yang dikandungnya. Entah apa yang mendasari rasa cinta Awit pada Inu, padahal mereka tidak lebih dekat selama kurang dari dua minggu.
Inu merasa terlalu muak dan lama sekali menunggu sang jabang bayi lahir, Mila tidak bisa menunggu tanpa kapastian terlalu lama. Inu sangat ingin bertemu dengan Mila dan menjelaskan semua nya. Bahwa Inu masih perjaka tidak pernah menyentuh Awit, bahwa Inu masih mencintai Mila sampai kapanpun, bahwa Inu akan meninggalkan Awit setelah jabang bayinya lahir, dan banyak sekali yang akan dijelaskan Inu pada Mila ketika nanti bertemu.
Akhirnya Inu pergi meninggalkan Awit yang memasuki hamil tua, tidak peduli akan cibiran orang dan keluarganya yang meninggalkan Awit sendiri saat kondisi hamil tua. Baginya yang terpenting adalah bertemu dengan Mila dan menjelaskan semuanya.
Akhirnya Inu pergi ke Garut untuk menemui kekasih yang selama ini dipujanya yaitu Mila. Diperjalanan Inu membayangkan betapa bahagianya Mila bertemu dengan Inu, laki-laki yang selama ini ditunggunya dengan kesetiaan. Inu sangat siap menjemput Mila dan membawanya kemanapun mereka mau. Semua hal tentang kebahagiaan di bayangkan oleh Inu, hingga tidak terasa perjalanan yang memakan waktu terasa lebih pendek dari biasanya.
Akhirnya Inu sampai di Garut dan pulang ke rumahnya beristirahat. Selang satu hari Inu langsung menemui Mila dan ingin menjelaskan tentang apa yang terjadi pada Inu, ditakutkan Mila lebih tahu dari cerita oranglain, itu akan lebih menyakiti Mila. Tapi nyali Inu tidak sebesar apa yang sudah direncanakan, Inu tidak berani bilang tentang apa yang terjadi. Pertemuan mereka hari itu sebatas melepas rindu hingga malam tiba.
Sebelumnya Yuyum pernah berkata ketika Inu pulang ke rumah, bahwa Mila sering jalan dengan lelaki lain, tapi Yuyum tidak secara rinci menceritakan apa yang dia lihat, karena ibunya berpesan untuk tidak menyakiti hati dan menggangu pikiran kakaknya yang sedang ditekan ujian akhir dan tugas kuliahnya.
Hanya tinggal menghitung bulan, Awit akan segera melahirkan. Inu sangat benci terhadap Awit, sehingga Inu jarang pulang ke rumah Awit. Inu memilih tinggal di kost-kostan bersama temannya bernama Obos.
Selang satu bulan dari kepulangannya ke Bandung, Mila mengirim surat pada Inu, dalam suratnya diceritakan bahwa Mila sudah mendengar cerita tentang apa yang dilakukan Inu di Bandung. Mila sudah mengetahui bahwa Inu telah menikah dengan Awit tanpa sepengetahuan Mila. Mila merasa kecewa karena mereka telah mengikat janji untuk melangsungkan pernikahan setelah Inu lulus kuliah. Mila merasa terkhianati. Dalam suratnya diceritakan bahwa Mila telah menemukan pengganti Inu, dan akan melangsungkan pernikahan dua minggu setelah surat itu dibaca Inu. Hati Inu sungguh hancur, bisa secepat itu Mila melupakan Inu. Melupakan janji yang sudah dirajut bertahun-tahun. Inu membakar surat dan foto imut Mila. Dan semua kenangan yang pernah mereka ukir.
Dari surat itu, Inu semakin menyalahkan pada Awit. Bahwa dia benar-benar telah menghancurkan hidupnya. Karena pernikahan palsu ini lah Inu merasa bawha Mila meninggalkan Inu. Mengkhianati kesetiaanya. Inu semakin benci pada Awit yang saat itu Awit sedang hamil tua. Inu berinisiatif untuk pergi, karena pemikiraannya yang tidak karuan dan penuh amarah. Pada hari itu pula Awit akan segera melahirkan. Awit kesakitan dan meminta tolong. Tanpa pamrih, Inu tidak peduli malah mencaci maki Awit yang sudah kontraksi dan segera melahirkan. Akhirnya dia pergi dengan penuh amarah meninggalkan Awit yang tergeletak di pintu rumah.
Inu pergi ke kost-kostan Obos sahabatnya dan menceritakan  kehancuran hidupnya. Inu menceritakan Mila yang akan segera menikah, dan menceritakan Awit yang mempersuram hidupnya. Tanpa Inu sadari bahwa selama ini Awit lah yang berusaha sabar menghadapi Inu. Tapi Inu terasa buta hatinya, merasa bahwa Mila lah satu-satunya harapannya. Sehingga ketika terputusnya tali Inu dan Mila maka itulah akhir dari segalanya.
Obos memberi solusi yang tidak baik terhadap Inu. Obos menawarkan banyak wanita cantik yang masih mau pada Inu. Satu persatu Obos kenalkan pada Inu, jumlahnya lumayan banyak sekitar lima orang sebagai pelampiasan. Tapi apa daya, Inu tidak merasakan cinta pada kelimanya. Hanya sekedar suka yang mendasarinya.
Obos menjadi pemanas bagi Inu, dia mendesak Inu agar melampiaskan rasa kesalnya dengan melakukan hubungan terlarang pada Ira, salah satu dari lima wanita yang dipilihkan Obos untuk Inu. Pada hari itu, nafsu dan amarah Inu tidak terkendali, sehingga terjadilah hubungan terlarang diantara Inu dan Ira.
Satu bulan Inu tidak pulang ke rumah Awit, juga tidak memberi kabar pada keluarganya di Garut. Akhirnya Yuyum mengirimi Inu surat. Dalam suratnya berisi bahwa Yuyum dan ibunya merasa khawatir karena mendapat kabar dari Awit Inu tidak ada kabar. Sehingga Yuyum akan ke Bandung dan bertemu dengannya. Isi surat lain menceritakan bahwa Mila sudah melangsungkan pernikahan, dan Yuyum memberitahu yang sebenarnya pada Inu. Bahwa Mila sudah lama menjalin hubungan dengan lelaki yang menikahinya itu jauh sebelum Inu memutuskan melangsungkan pernikahan palsu dengan Awit. Mila sering jalan berdua. Dari sana Inu merasa berdosa dan menyesali apa yang telah diperbuatannya. Dia menyesal telah menyalahkan Awit sebagai biang racun dari berakirnya hubungan dia dengan Mila.
Dari situlah Inu sadar bahwa selama ini yang telah dia lakukan salah terhadap Awit. Inu baru sadar bahwa cinta kasih yang diberikan Awit adalah tulus. Inu memang murka karena Awit telah menjual dirinya terhadap lelaki hidung belang yang tidak mau bertanggung jawab terhadapnya. Inu merasa jijik, tapi apa yang telah Inu dan Ira perbuat juga merupakan perbuatan yang dilaknat. Apa bedanya Inu dengan Awit jika Inu juga melakukan hal serupa?
Dia berpikir dan ingat apa nasihat ibunya. Bahwa manusia tidak luput dari dosa dan khilaf. Mungkin Awit saat itu berada di posisinya, yaitu khilaf. Dia termakan omongan hidung belang sehingga terjadilah perbuatan laknat itu dan menimpa dirinya. Sama seperti apa yang dilakukanya terhadap Ira malam itu. Bukan berarti Awit merupakan wanita jalang yang haus akan belaian lelaki manapun. Inu baru menyadarinya.
Akhirnya Inu memutuskan pulang pada Awit dan ingin memperbaiki hubungan mereka. Sudah tidak ada pernikahan palsu. Inu ingin serius menjalin hubungan dengan Awit dan meminta maaf.
Saat pulang ke rumah Awit, ternyata Awit sudah pindah dan rumahnya dihuni oleh kedua orangtuanya Awit. Awit sudah melahirkan dan memiliki bayi perempuan. Awit pindah karena dasar malu karena dicibir tetangga bahwa bayi itu tidak memiliki bapak yang jelas, karena Inu baru saja pulang lagi. Inu termengu dan membayangkan Awit yang kesepian.
Setelah Inu mengantongi alamat baru Awit, akhirnya dia pergi menemui Awit dengan maksud ingin meminta maaf atas apa yang selama ini di lakukannya. Terlihat rumah yang tidak terlalu besar, Awit tinggal bersama Mak Uti, pembantu yang sebelumnya tinggal bersama ibunya. Mak Uti menyambut bahagia atas kedatangan Inu. Setelah masuk Inu melihat ada bayi suci dikamar Awit. Sedangkan Awit tidak ada, karena Awit bekerja untuk membiayai putrinya.
Bayi mungil itu bernama Ina, nama itu Awit berikan karena dasar rasa cinta Awit yang begitu besar terhadap Inu. Mak Uti menceritakan. Inu merasa terharu dan membenci dirinya sendiri, kemana saja dirinya ini sehingga menyia-nyiakan Awit yang sangat mencintai Inu.
Hingga sore, Inu menemani bayi mungil itu akhirnya Awit datang diantar mobil mewah kedapan rumahnya. Hati Inu terbakar cemburu, tapi apa daya hubungan mereka sebatas pernikahan palsu. Inu tidak bisa menyembunyikan amarahnya sehingga Inu menjadi kasar pada Awit. Padahal tempo hari itu Inu berniat meminta maaf pada Awit.
Awit tidak memahami maksud Inu, bagi Awit kedatangan Inu hanya untuk menguruskan surat perceraian, karena dalam perjanjian mereka akan bercerai setelah bayi Awit lahir. Mak Uti bercerita pada Awit betapa Inu menyayangi Ina. Inu menggendong penuh kasih sayang setadi siang. Awit merasa tidak percaya atas apa yang dilakukan Inu.
Tiga hari kemudian Ina menderita sakit yang cukup parah. Awit tidak memiliki uang sama sekali untuk membawa Ina ke rumah sakit. Disisi lain dia ingin membuktikan bahwa dia adalah ibu yang bertanggung jawab, sehingga  Awit memutar otak, apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan memberanikan diri Awit meminjam uang ke kantor tempat dia bekerja untuk kesembuhan Ina.
Saat Awit pulang, Ina sudah tidak ada di kamar. Mak Uti menjelaskan bahwa Ina dibawa oleh Inu ke rumah sakit. Awit sungguh khawatir dan menyusul Ina ke rumah sakit. Dilihatnya Inu sedang menunggu Ina yang tidak berdaya. Dari sana Awit tahu bahwa Inu sungguh-sungguh mencintai Ina bayinya.
Percakapan singkat diantara mereka akhirnya tercipta setelah lama membeku. Sudah tidak ada lagi pernikahan palsu diantara mereka. Hanya kebahagiaanlah yang sekarang tercipta dengan hadirnya seorang bayi cantik benama Ina. Mereka berjanji akan tetap saling menjaga.

7.      Penilian Kelebihan dan Kekurangan Buku
a.       Kekurangan buku
1.      Penggunaan kata yang lumayan sulit dipahami karena menggunakan bahasa Sunda yang sudah jarang didengar dan digunakan.
2.      Penggunaan bahasa yang kurang pas dibaca oleh pembaca usia dini karena terdapat kata-kata diatas 18 tahun keatas
3.      Ending yang tidak jelas apakah Inu dan Awit melangsungkan hidup baru atau tidak
4.      Sulit membaca makna yang terkandung dalam ceritanya

b.      Kelebihan buku
1.      Sulit ditebak alur ceritanya
2.      Penggunakan kalimat yang baik dan puitis
3.      Mengandung banyak makna jika dipahami secara fokus
4.      Tidak bertele-tele, langsung pada inti mana yang dituju
5.      Banyak kosa kata baru yang bila diterjemahkan mengandung banyak arti.

8.      Penutup
Dalam novel Bahasa Sunda ini saya menemukan banyak kosakata baru, menemukan banyak hikmah yang terkandung dalam novel ini. Setiap novel pasti memiliki banyak kelebihan dan kekurangan yang masing-masing menajadi daya tarik dan saling melengkapi. Begitupun novel “Sanggeus Halimun Peuray” yang telah saya  baca.

Kereta Api Pangandaran



Awal tahun 2019 lalu moda transportasi PT KA Indonesia meluncurkan kereta baru yang diberi nama Pangandaran. Rute stasiun yang dilewati kereta ini dimulai dari Stasiun Gambir dan berakhir di Stasiun Banjar. Dasar dari dilahirkannya kereta baru ini untuk lebih mengenalkan potensi daerah di Jawa Barat, khususnya di Pangandaran, sehingga akan lebih mudah dijangkau para wisatawan dari luar daerah.
Awal tahun lalu kereta ini akhirnya launcing dan resmi di berlakukan. Tapi sayangnya hanya untuk satu bulan pertama saja. Untuk kereta api Pangandaran ini tarif yang dikenakan bagi penggunanya hanya Rp.1.000,- untuk satu kali perjalanan sampai Stasiun Bandung, jika sampai Stasiun Gambir tarif yang dikenakan Rp. 110.000,-. Harga yang cukup fantastis dan sangat gurih bagi para traveller, bukan?
Harga tersebut berlaku hanya sampai tanggal 31 Januari 2019. Tidak muluk-muluk, PT KAI ini memberlakukan harga Rp. 1.000,- untuk kelas Eksekutif dan Ekonomi Premium lho! Aku yang sangat beruntung tempo hari itu mendapatkan tiket kereta Pangandaran kelas Eksekutif dengan harga yang begitu fantastis!
Rencana trip liburan ke Pangandaran sebenarnya sudah terencana ratusan hari sebelum KA Pangandaran ini dikeluarkan. Hanya saja waktu dan kondisi keuangan yang belum tepat. Karena berbagai pertimbangan salah satunya karena transportasi. Ketika KA Pangandaran ini launcing dengan harga yang minim tanpa berpikir panjang hari itu aku memesan langsung tiket perjalanan ke Pangandaran satu set dengan pulang dan pergi.
Tapi ada yang sangat disayangkan, ternyata dari Stasiun Banjar menuju Pangandaran menempuh jarak yang cukup jauh. Dari Stasiun Banjar aku harus menggunakan transportasi angkot yang mengantarkanku ke Terminal Banjar dengan tarif  Rp.3.000,-. Kali itu aku berencana untuk ke Cijulang, lebih jauh dari Pangandaran. Perjalanannya hampir memakan tiga jam setengah menggunakan bus Budiman ¾ yang tidak cukup nyaman. Ongkos yang dikeluarkan Rp. 35.000,-  untuk sampai di terminal Cijulang dan Rp.25.000,- untuk sampai di Pangandaran.

Menurut pernyataan orang-orang setempat, dulu memang ada moda transportasi kereta api yang menuju langsung ke Terminal Cijulang dari Terminal Banjar. Dan itu terbukti dengan adanya rel kereta berkarat yang terlihat ketika aku melewati jalanan menuju Cijulang. Tapi karena satu dan lain hal akhirnya jalur kereta penghubung ini sudah tidak di aktifkan. Bagiku, itu sangat disayangkan. Padahal kereta api lokal tersebut bisa jadi alternatif baru buat para pelancong, traveler ataupun pemudik yang mau pulang ke daerah Pangandaran atau Cijulang. Supaya lebih mudah, cepat dan nyaman. Terutama bagi para wisatawan yang hendak ke Pangandaran atau Cijulang.
Padahal potensi wisata yang ada di Pangandaran akan lebih terkenal karena mudahnya akses menuju lokasi wisata dan pemasaran wisatanya. Pengembangan industri pariwisata memiliki pengaruh yang cukup tinggi bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat daerah lokal, terutama masyarakat asli yang tinggal di sekitar lokasi wisata. Karena pariwisata menjadi  industri sektor utama, maka sektor unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian tentu dari pariwisatanya.
Terutama bagi daerah yang merupakan otonomi baru seperti Kabupaten Pangandaran yang belum lama berpisah dari Ciamis agar tidak menjadi daerah yang tertingal, dengan memiliki potensi pariwisata, seharusnya menjadi sebuah batu loncatan untuk mengembangkan daerah tersebut dan meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Apalagi wisata pantai yang ada di Pangandaran begitu indah dan sudah terkenal, Green Canyon, Citumang dan sederet wisata indah lainnya. Pangandaran punya potensi wisata yang bagus untuk mengharumkan Jawa Barat.
Dengan adanya KA Pangandaran menurutku sudah bagus untuk mengenalkan wisata yang ada di Pangandaran. Dan nama yang diambil untuk KA nya pun begitu fokus yaitu “Pangandaran”. Meskipun untuk menuju Pangandaran para wisatawan harus berusaha lagi menggunakan moda transportasi lain. Semoga trasnportasi Kereta di Indonesia semakin maju dan bisa mengerti kebutuhan para penggunanya terutama bagi para traveller dengan tidak memasang harga yang terlalu mahal.




Siapakah Sahabat Untukmu?


Adakah diantara teman-teman yang tidak percaya akan adanya sahabat di dunia ini?

Dari kecil yang aku ketahui dalam diriku, aku merupakan anak yang memiliki lingkar pertemanan yang cukup banyak. Aku tidak suka bermusuhan atau sekedar berkonflik kecil di lingkaran tersebut. Aku senang berteman, berbagi bersama teman, atau menikmati masa kecilku bersama.
Entah karena aku merupakan orang yang senang berkawan, ketika aku kesal atau marah seakan sudah otomatis dalam beberapa menit berlalu aku telah bisa meredam rasa kesalku. Aku merasa menjadi manusia paling bersalah ketika aku marah dan kesal berlarut-larut terlalu lama. Meskipun jelas yang memiliki kesalahan bukan aku misalnya, melainkan teman-temanku.
Ada satu masa dalam hidup, di mana kita bisa membedakan mana sahabat dan mana teman. Pengertian dari keduanya dapat dibedakan. Sahabat adalah orang yang paling mengerti kita, tau apapun yang kita rasakan, kemanapun kita pasti ada dia dan sebagainya. Sebaliknya, teman hanyalah sebagian potongan kecil dari sahabat, tidak terlalu tau akan dirimu, dan tidak terlalu pengertian atas apa yang sering menimpamu di setiap hari.
Ketika aku bisa membedakan dari kedua pengertian itu. Baru lah aku mengenal siapa sahabat dan siapa teman. Aku mulai memisahkan siapa mereka dalam lingkar pertemananku. Ketika itu aku sangat bahagia karena memiliki mereka, terlalu jauh aku menganggap seorang sahabat itu sebegitunya special dalam hidupku. Kemanapun, bagaimanapun, apapun, dimanapun, kenapapun aku selalu melibatkan dia sahabatku.
Salahnya aku yang terlalu bergantung padanya. Hingga aku lupa bahwa dia memiliki lingkar pertemanan yang lain pula. Mungkin saja dia juga memiliki sahabat lain di luar hubungan aku dan dia. Bukan, aku bukan lupa. Tapi aku yang tidak cukup dewasa memandang itu semua.
Masa itu aku sangat kecewa, teramat kecewa pada sahabatku yang mulai memiliki lingkar pertemanan yang baru. Aku merasa ditinggalkan, tersudutkan, padahal tidaklah begitu. Aku saja yang menggangap berlebihan atas apa yang menimpaku. Perlahan aku pergi, dia pergi. Karena sikap diantara kita yang mulai berbeda.
Setiap hari manusia berevolusi. Bertemu dengan orang-orang baru, peristiwa baru dan lembaran yang terus terbuka baru. Setiap siklus kehidupanku, aku bertemu hal baru termasuk orang-orang yang disebut sahabat. Dan lagi, aku keterlaluan menganggap sahabatku adalah orang yang selalu ada untukku. Tempat aku melampiaskan rasa sedihku, atau sekedar menjadi tempatku berbagi cerita.
Dan lagi, aku kecewa karenanya. Teramat kecewa tapi aku tidak bisa mengekspresikan rasa itu. Apa yang kali ini membuatku kecewa? Hampir sama. Karena aku lupa bahwa dia memiliki hak untuk berteman dengan yang lain pula. Dia memiliki kuasa atas apapun yang dia lakukan. Mungkin bagiku melakukan hal itu begitu keterlaluan, tapi baginya mungkin suatu hal yang biasa saja. Kecewa, kesal, marah. Hanya berlangsung puluhan menit saja. setelahnya aku menjadi pribadi yang seperti tidak terjadi apa-apa lagi. Selalu begitu, aku tidak bisa marah.
Setiap orang memiliki hak atas dirinya. Mungkin boleh saja ketika kita memiliki kecemburuan sosial dari apa yang sahabat kita lakukan dengan yang lain. Kita tidak bisa membatasi seseorang untuk berteman. Kita tidak memiliki hak untuk marah atas apa yang sahabat kita lakukan dengan orang lain. Cemburu. Itu pasti. Kita merasa di nomor dua kan, tapi itu tidak seperti apa yang kita pikirkan. Jangan berpikir sahabat adalah orang yang selalu untuk kita. Tidak juga, bukan?
Jangan menganggap apapun itu secara berlebihan. Jangan berharap pada manusia. Jangan menjadi bodoh untuk dianggap ada. Dan jangan menganggap sahabatmu adalah orang yang selalu sedia. Kamu bebas memilih, sahabatmu juga berhak memilih. Tidak ada yang bisa memberi batasan.
Sejak hari itu hingga hari ini. Aku yakin tidak ada sahabat yang sesuai dengan pengertian yang aku buat sendiri. Tidak ada. Karena bisa jadi orang yang tertawa bersama kita hari ini adalah orang asing di kemudian hari. Jika hal itu telah terjadi, apakah akan disebut mantan sahabat? Kejam sekali bukan. Makadari itu aku menganggap semua orang adalah teman. Teman yang menghiasi setiap rona hidupku.




Tuesday 29 May 2018

Pesona Indah Gili Trawangan


Lombok dikenal dengan pesona alamnya yang indah. Sangat memikat para wisatawan lokal dan mancanegara untuk betah tinggal berlama-lama mengabiskan waktunya disana. Pesona alam yang indah pada pulau tersebut didominasi oleh banyaknya pantai yang begitu memikat. Hamparan pasir putih yang membentang mengelilingi hampir seluruh pantai di Lombok menjadi sebuah ciri khas bahwa Lombok memiliki potensi alam yang tidak kalah bersaing dengan tempat yang lain.
Salah satu pulau yang paling bisa dibanggakan dan berada di Kota Seribu Masjid ini adalah Gili Trawangan. Yaa, pulau yang eksotis dan dibalut dengan hamparan pasir putih yang mengelilingi seluruh pulaunya terlihat sangat indah dan menawan. Tidak bisa dipunkiri, Gili Trawangan menawarkan banyak keindahan pesona pantai, kondisi ombak yang tenang disertai semilir angin yang tertiup menuju bibir pantai yang sejuk, Gili Trawangan menjadi sangat cocok untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk kepadatan aktivitas manusia sehari-hari.
Untuk menuju pulau Gili Trawangan dari pelabuhan kita dapat menggunakan perahu rakyat maupun perahu konglomerat yang harga nya bervariasi. Untuk menaiki perahu rakyat kita hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar 12.000 dengan perjalanan satu jam. Jika kita menggunakan perahu konglomerat biaya yang dikeluarkan cukup mahal dibandingkan perahu rakyat. Perbedaan dari kedua perahu ini adalah jika menggunakan perahu rakyat sepanjang perjalanan kita akan menuju Gili Trawangan bersama penumpang dari orang lokal, sehingga perahu tersebut terlihat berdesakan dengan warga lokal yang hendak berjualan di Gili Trawangan. Namun, jika menggunakan perahu konglomerat kita akan dimanjakan dengan segala macam fasilitas yang terdapat didalamnya dan tentunya sangat nyaman. Tapi harga itu semua seimbang dengan biaya yang kita keluarkan. Ketika kita sampai di Gili Trawangan, tidak ada tiket untuk masuk kawasan pulau. Kita hanya tinggal membayar biaya naik perahu menuju Gili Trawangan.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan ketika kita megunjungi Gili Trawangan. Kita bisa melihat keindahan terbenamnya matahari dengan latar belakang gunung Rinjani. Jangan lupakan juga snorkeling, menikmati keindahan bawah laut Gili Trawangan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Terbenamnya matahari di Gili Trawangan bisa di nikmati juga dengan hanya memakai ayunan di tengah pantai yang sangat jernih dan menghadap lamgsung kearah terbenamnya matahari. Dan yang paling penting jangan sampai terlewatkan adalah mengelilingi pulau Gili Trawangan menggunakan sepeda, sungguh jika melewatkan hal ini maka pengalaman berlibur ke Gili Trawangan akan terasa tidak sempurna.
Harus diingat bahwa di pulau eksotis ini kita akan menemukan dua kendaraan yang bisa digunakan. Yaitu cidomo (andong) dan sepeda, penggunaan dua kendaraan tersebut memang sengaja di atur karena pulau Gili Trawangan tidak dibiarkan agar pulaunya memiliki udara yang tercemar karena polusi udara yang kotor.
Jangan lupakan juga kamera saat kita mengunjungi Gili Trawangan. Karena hampir seluruh kawasannya sangat cocok untuk dijadikan spot foto yang instagramable. Setiap sudutnya memiliki khas dan sayang untuk dilewatkan. Jika sedang tidak terburu-buru kita bisa mengunjungi Hotel Ombak yang ada di Gili Trawangan. Hotel ini terhubung langsung pada pantai yang tenang. Sehingga kita bisa menikmati pesona bawah laut tanpa snorkeling.
Saat kita berada di Gili Trawangan, disekililing kita ada banyak orang lokal yang menjual beragam makanan khas daerah Lombok, dari makanan ringan hingga makanan berat, semuanya tersaji di sini. Makanan khas Lombok yang selalu melibatkan santan terasa sangat gurih dan cocok bagi kita yang senang makanan yang kaya rasa. Seperti Pelecing, makanan olahan khas Lombok ini semua komposisinya melibatkan sayuran. Menurut pengalaman saya, Pelecing lebih mirip dengan Lotek, dan Gado-gado. Hanya saja Pelecing menggunakan olahan santan diatasnya, jika Lotek dan Gado-gado menggunakan bumbu kacang. Meski begitu, tidak terkalahkan mantapnya rasa Pelecing jika di santap.
Dipulau yang berpasir putih ini, meskipun kebanyakan pendatang dari mancanegara, kita tidak usah khawatir karena di pulau ini menjunjung sikap toleransi yang tinggi. Di pertengahan pulau kita akan menemukan sebuah masjid yang lumayan besar dan suaranya terdengar hingga seluruh pulau.
Jika waktu liburan tiba, jangan lupa memilih Gili Trawangan Lombok sebagai salah satu destinasi wisata tujuan kita. Memang untuk berlibur ke Gili Trawangan harus menggeluarkan budget yang tidak sedikit. Tapi apa yang kita bayar akan sebanding dengan apa yangakan kita dapat ketika berlibur. Hal-hal yang menakjubkan dan pengalaman yang tidak akan pernah terlupa akan siap menggoreskan tinta di setiap detik yang kita lalui disana.
Selamat berlibur!